[MATERI PENGANTAR EKONOMI] CAPITAL OUTPUT RATIO (COR)
6:53:00 PM
COR merupakan koefisien modal yang menunjukkan hubungan
antara besarnya investasi dengan nilai output. Digunakan oleh Evsey Domar dan
Sir Roy F. Harrod dalam menjelaskan teori pertumbuhan (Harrod-Domar).
Rumus r = s / k
keterangan:
r = DY / Y = pertumbuhan ekonomi
s = DS / DY = MPS = marginal propensity to save
k = COR = capital output ratio
hubungan yang searah antara MPS dengan pertumbuhan ekonomi
dan hubungan yang tidak searah antara COR dengan pertumbuhan ekonomi.
A. AVERAGE CAPITAL OUTPUT RATIO (ACOR)
1. Menunjukkan hubungan antara stok modal yang ada dengan
aliran output yang dihasilkan.
2. Menunjukkan hubungan antara segala sesuatu yang telah
diinvestasikan pada masa lalu dengan keseluruhan pendapatan (hasil).
3. Konsep statis.
B. INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)
1. Menunjukkan hubungan antara jumlah kenaikan output (DY)
yang disebabkan oleh kenaikan tertentu pada stok modal DK.
2. Menunjukkan segala sesuatu yang saat ini ditambahkan pada
modal atau pendapatan (hasil).
3. Konsep dinamis.
C. METODOLOGI PENGHITUNGAN ICOR
1) Penghitungan nilai investasi (I) atas dasar harga konstan
Nilai investasi atas dasar harga konstan dihitung dengan metode langsung atau metode
penyusutan. Metode langsung adalah metode penghitungan nilai investasi yang
diperoleh langsung dari publikasi dan laporan instansi atau perusahaan atas
dasar harga berlaku. Nilai investasi atas dasar harga konstan diperoleh dengan
cara mendeflasikan nilai investasi atas dasar harga berlaku dengan Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB). Metode penyusutan adalah metode penghitungan nilai
investasi yang diperoleh dengan menghitung penyusutan barang modal tetap yang
terjadi pada tahun tertentu. Nilai penyusutan barang modal tetap diperoleh dari
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman.
2. Penghitungan peningkatan nilai output (DY)
Peningkatan nilai output merupakan nilai tambah bruto (NTB).
NTB diperoleh dengan cara menghitung selisih NTB atas dasar harga konstan 1993
pada tahun t dengan NTB tahun t-1.
3. Penghitungan ICOR tahun 2000-2002
Koefisien ICOR dihitung dengan cara membagi DI dengan DY.
4. Penghitungan nilai per jenis investasi tahun 2004-2009
Nilai per jenis investasi dihitung dengan cara mengalikan DY
dengan rerata ICOR.
Menurut Lincolin Arsyad (1999), faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya nilai
ICOR adalah apabila:
1. Ketersediaan sumberdaya alam terbatas dan pertumbuhan
penduduk rendah.
2. Inovasi hitech dan sifat teknologi padat modal.
3. Laju investasi tinggi dan komposisi investasi terbesar
berupa proyek barang publik.
4. Tingkat efisiensi faktor produksi modal rendah.
5. Kualitas ketrampilan manajerial dan organisasional
rendah.
6. Tingginya suku bunga pinjaman dan tingkat upah.
7. Kebijakan ketenagakerjaan pada penyerapan tenaga kerja
berupa investasi proyek barang publik.
8. Cepatnya laju kemajuan industrialisasi.
9. Pembangunan prasarana sosial dan ekonomi pada awal
pembangunan
D. LOCATION QUOTIENT (LQ)
Untuk mengetahui potensi sektor, subsektor, dan produk yang
terdapat di suatu wilayah digunakan metode pengamatan terhadap nilai location
quotient (LQ)
LQ: nilai location quotient
X: variabel yang diamati
r: wilayah dengan area lebih sempit
i: sektor/subsektor/produk
n: wilayah dengan area lebih luas
Penghitungan dalam LQ adalah dengan membandingkan kontribusi
sektor dan subsektor tertentu terhadap produk domestik regional bruto (PDRB)
suatu wilayah (daerah dengan area lebih sempit, misalnya kecamatan) dengan
kontribusi sector dan subsektor yang sama secara keseluruhan terhadap
pembentukan PDRB dari wilayah yang lebih luas (daerah dengan area lebih luas,
misalnya kabupaten). Apabila nilai LQ lebih besar daripada 1, maka wilayah yang
bersangkutan berpotensi untuk mengembangkan sektor, subsektor, atau produk yang
diamati.
Sumber : materi ilmu ekonomi Drs. Rudi, Msi.
0 komentar