ALFRED MARSHALL
9:26:00 PM
ALFRED
MARSHALL
(
1842-1924 )
A.
BIOGRAFI
Alfred
Marshall bapak ilmu ekonomi Neoklasik
(1890) dan terkenal sebagai tokoh ekonomi saat itu dan salah satu tokoh
yang paling berpengaruh, beliau lahir di Bermondsey,
wilayah sub urban kelas pekerja London tahun 26 July 1842.
Ia menjalani pendidikan di Sekolah Merchant
Taylor, Northwood dan
St John's
College, Cambridge,
di mana ia menunjukkan sebuah bakat dalam matematika, meskipun
ayahnya menekankan pada sastra klasik dan bahas, tetapi Marshall lebih tertarik
kepada matematika dibanding ilmu-ilmu kemanusiaan. Dengan bantuan keuangan dari pamannya, Marshall masuk ke Universitas Cambridge dimana ia belajar
matematika, filsafat dan ekonomi politik. Ketertarikannya pada filsafat sangat
kuat. Tetapi Marshall memutuskan untuk mengkhususkan diri dalam bidang ekonomi.
Setelah menerima gelar dalam ilmu moral (saat itu tidak ada gelar ekonomi
di Camridge). Dia menjadi profesor di 1868 yang dalam politik ekonomi. Pada awal karirnya, Alfred Marshall adalah ilmuwan dan
pengajar di bidang falsafah (khususnya mengenai segi logika dan etika) dan
matematika. Dalam perkembangan selanjutnya ia tertarik pada ilmu ekonomi dan
kemudian seluruh perhatiannya dipusatkan pada perkembangan teori ekonomi.
Pengaruhnya tidak terbatas pada kalangan sesama rekan ahli dari zamannya,
melainkan berlangsung terus sampai selama tiga dasawarsa yang pertama dalam abad XX.
Dia ingin meningkatkan kekakuan matematika ekonomi dan
mentransformasi menjadi lebih ilmiah, sehingga Marshall mengajar selama
sembilan tahun di St John’s College di Cambridge.
Pada 1879 ia menulis tentang
perdagangan internasional dan masalah protektionisme., banyak sistem tersebut telah bekerja bersama dalam
judul The
Pure Theory of Foreign Trade: The Pure Theory of Domestic Values. Tetapi
setelah itu, dia dipaksa mengundurkan diri dari St John’s tersebut untuk mematuhi peraturan bujangan di universitas
karena ia diketahui menikahi muridnya, Mary Palley Marshall yang kelak ikut
membantu menulis The Economics of
Industry 1879.
Pada tahun 1903 upaya ini berhasil, sebuah jurusan dan gelar dibidang
ekonomi dibuka di Universitas Cambridge. Institusi
akademik lainnya segera mengikuti jejak Cambridge, dan ilmu ekonomi menjadi
disiplin yang diakui di seluruh dunia. Manusia di dunia bisa menekuni ilmu
ekonomi dan belajar gagasan-gagasan yang diperkenalkan oleh Alfred Marshall.
Karena alasan inilah Marshall menjadi ahli ekonomi yang paling terkemuka dewasa
ini. Namun karirnya ini hanya sampai pada tahun 1908, karena ia mengundurkan diri pada tahun tersebut yang diakibatkan oleh permasalahan
kondisi kesehatannya. Mahasiswanya di Cambridge menjadi tokoh ekonomi, termasuk
John Maynard Keynes dan Arthur Cecil Pigou.
Hampir disepanjang masa dewasanya Marshall hidup tetutup dan setelah
mengundurkan diri dari Cambridge penyakitnya semakin kompleks, ia menderita tekanan darah tinggi, penyakit batu empedu dan ketegangan saraf,
hingga akhirnya dia meninggal karena serangan jantung dalam keadaan lumpuh pada
tanggal 13 July 1924 di Cambridge, Inggris, dua minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 82.
B. KARYA ( TEORI )
1. Teori perilaku konsumen (Theory of
Consumers Behavior)
Kontribusi Marshall dalam teori perilaku konsumen adalah
teori kepuasan marginal (marginal
utility), yaitu bahwa konsumen akan meneruskan pembelian terhadap suatu
produk untuk jangka waktu yang lama karena telah mendapatkan kepuasan dari
produk yang sama yang telah dikonsumsinya. Teori ini dapat disimpulkan bahwa konsumen
memiliki loyalitas tinggi terhadap merek suatu produk yang mampu memberikan
kepuasan, nilai tersendiri bagi pemakainya dan adanya bukti nyata akan kualitas
dan kehandalan yang ditawarkannya.
Berdasarkan teori kepuasan marginal di atas, terdapat asumsi-asumsi yang
biasanya dipakai yaitu bahwa:
a. Konsumen memaksimumkan kepuasan berbatas pada
kemampuan finansialnya,
b. Konsumen
mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber,
c. Ia selalu
bertindak dengan rasional.
Dipihak lain, penawaran barang yang bersangkutan dipengaruhi oleh biaya
riil (real cost) dalam produksi.
Biaya rill oleh Marshall diartikan sebagai “pengorbanan” dari pihak tenaga
kerja, sama halnya dengan “pengorbanan” dari pihak pemilik modal yang
menyediakan jasa dana modalnya. Pengorbanan
pihak tenaga kerja itu disebut sebagai disutility
of labour, sedangkan pengorbanan pihak pemilik modal disebut sebagai waiting (pemiliknya harus menunggu
selama beberapa waktu sebelum jasa modal membuahkan imbalan jasanya berupa
bunga bagi pemilik yang bersangkutan).
2. Teori Harga
Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai
merupakan sitetis antara
pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik. Menurutnya, bekerjanya
kedua kekuatan, yakni permintaan dan
penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis
ongkos produksi merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal
sebagai inti pembahasan permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan
parsial, maka digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk
memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan
ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam
membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang
yang tetap. .
Jadi teori harga menurut Alfred Marshall adalah sebagai berikut:
“Harga terbentuk sebagai integrasi dua
kekuatan pasar : penawaran
dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen”.
Selain itu ada juga kontribusi pemikiran Marshall tentang persamaan
kuantitas uang. Kebutuhan uang
untuk transaksi ini berkembang secara proporsiaonal dengan tingkat pendapatan
nasional, seperti terlihat dalam model persamaan berikut :
Mt = k.Y
Persamaan
ini dikembangkan oleh Alfred Marshall, Dimana :
Mt =
Kebutuhan uang untuk transaksi di suatu waktu
Y =
Pendapatan nasional
K = Besar
kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian
dari pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas.
Semakin tinggi pendapatan nasional (kesejahteraan suatu negara), semakin tinggi
pula permintaan uang untuk tujuan transaksi, dan sebaliknya.
3. Consumers’ Surplus dan Produsers’ Surplus
Ciri lain
dalam kerangka pemikiran Marshall ialah apa yang disebut sebagai consumers’
surplus. Pengertian kata ini mencerminkan kelebihan kepuasan yang dinikmati
konsumen dalam arti : konsumen itu membeli barang dengan harga yang
tingkatannya lebih rendah, padahal konsumen itu sebenarnya bersedia untuk
membayarnya dengan harga yang lebih tinggi. Misalnya konsumen sedianya rela
untuk membeli barang tertentu dengan harga 100 Rupiah. Dalam transaksi jual
beli, ia harus membayar hanta Rp 75. Jumlah Rp 25 yang ternyata tidak perlu
dibayar merupakan semacam premi ataupun kelebihan kepuasan bagi
konsumen, yaitu consumers’ surplus yang dimaksud tadi. Sebaliknya juga
bisa terjadi bahwa dalam keadaan tertentu seorang produsen menikmati kelebihan
kepuasan berupa producers’ surplus.
4. Elastisitas
Permintaan dan Elastisitas Penawaran
Ø Elastisitas permintaan terhadap harga
(Δq/q)/(Δp/p)
Ø Elastisitas permintaan terhadap pendapatan
(Δq/q)/(Δy/y)
Dimana:
q (quantity
demanded) = jumlah yang diminta/dibeli
P (price) =
harga
Y (income) =
pendapatan
Ø Elastisitas
Penawaran
Mengenai sifat elastisitas pada sisi penawaran
(elasticity of supply) terutama yang menyangkut hubungan antara tingkat harga
dan tingkat penawaran (jumlah yang ditawarkan) dan pencerminan perubahan
presentase pada tingkat penawaran (jumlah yang di tawarkan) dibagi oleh
perubahan presentase pada tingkat harga.
Sisi
permintaan akan barang jumlahnya (yang diminta atau dibeli) mengalami perubahan
dikala harganya berubah (price elasticity of demand). Tingkat
perubahan pada jumlah itu dipengaruhi oleh dua faktor : dampak pendapatan (income effect yang berkaitan dengan income elasticity of demand diatas), dan
dampak substitusi. Dampak substitusi ini bersangkut paut dengan hasrat perilaku
konsumen yang cenderung untuk membeli lebih banyak jenis barang yang harganya
lebih murah, dibandingkan dengan jumlah (yang lebih sedikit) dari jenis barang
yang lebih mahal. Senantiasa ada saat atau tahap ketika si pembeli memutuskan
untuk mengganti (substitusi) pembelian jenis barang mahal dengan pembelian
jenis barang murah.
5. Teori Distribusi Pendapatan
Karena Marshall tertarik dengan
ekonomi berdasarkan pertimbangan moral dan ingin membantu yang miskin, maka
tidak mengejutkan bahwa secara khusus ia memperhatikan masalah distribusi
pendapatan dan kemiskinan. Alfred Marshall mengemukakan teori tentang
distribusi pendapatan menjadi 4 bagian:
a. Sewa Tanah
Teori Sewa Tanah dari Marshall pada dasarnya sama
dengan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo, dimana disebutkan bahwa “tinggi
rendahnya sewa tanah ditentukan oleh kesuburan tanah tersebut”. Selain itu
tingkat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan pangan meningkat, untuk itu
diperlukan tanah yang subur untuk memproduksi tanaman yang bisa dijadikan bahan
makanan, hal ini untuk menambah cadangan pangan yang dibutuhkan. Oleh karena
itu, tanah yang subur sangat dibutuhkan dan apabila tanhnya berkurang maka
harganya akan meningkat.
b. Bunga Modal
Teori bunga modal dari Marshall berbunyi “bunga
modal merupakan balas jasa, karena si penabung terpaksa tidak dapat
mengkonsumsi pada waktu sekarang. Jadi bunga modal timbul karena pengorbanan
menunggu selama beberapa waktu sebelum jasa modal membuahkan imbalan jasanya
berupa bunga.”
c. Upah Buruh
Marshall menganggap pembentukan upah, sebagai hasil
sejumlah faktor permintaan dan penawaran, sebagai bagian dari teori harga umum.
Sebagaimana diketahui bahwa harga terbentuk dari kesepakatan antara permintaan
dan penawaran, dapat dijelaskan apabila harga upah dinaikkan maka biaya
produksi akan meningkat, hal ini menyebabkan harga meningkat, penawaran akan
bergeser ke kiri sehingga permintaan akan menurun diakibatkan harga meningkat,
untuk itu perusahaan/produsen akan menurunkan produksinya dan upah akan kembali
turun karena permintaan barang/produksi menurun, dengan menurunnya permintaan
akan produk hal ini menyebabkan pendapatan produsen menurun, untuk ituharus dilakukan
efisiensi diantaranya dengan menurunkan upah.
d. Laba
Pengusaha
Marshall membagi laba menjadi dua jenis, yaitu:
§ Net Interest è merupakan
kompensasi yang diberikan selama menunggu, artinya laba diperoleh karena
pengusaha harus menunggu sampai modal yang diinvestasikannya telah menghasilkan
keuntungan.
§ Gross Interest
Disamping
Net Interest juga mencakup premi resiko dan ganti rugi untuk kapasitas
organisatorik. Laba merupakan ganti kerugian bagi faktor uncertainty yang
dihadapi pengusaha, hal ini berarti laba merupakan sesuatu yang diharapkan bisa
menjadi pengganti ketidakpastian yang dialami oleh pengusaha selama ia
menginvestasikan modalnya, karena untuk menutupi kerugian yang terjadi.
ASUMSI AJARAN ALFRED MARSHALL
a) Asumsi sama
seperti klasik aitu terjadi pasar persaingan bebas
b) Adanya
integritas penawaran (supply) dan permintaan (demand)
c) Kepuasan uang yang bersifat konstan
d) Adanya
pembagian waktu dalam produksi
e) Adanya
cateris paribus
f) Konsumen
memaksimumkan kepuasan berbatas pada kemampuan finansialnya
g) Konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa
alternatif sumber,
h) Konsumen selalu
bertindak dengan rasional
i) Pendapatan tetap sama
j)Harga produk substitusi dan
kompetitif adalah tetap dan ekspektasi dan perdagangan luar negeri tidak
berubah.
C. RESPON TERHADAP PAKAR EKONOMI LAIN
1. Teori Perilaku Konsumen
Alfred Marshall mengemukakan tentang paradoks nilai
suatu barang yang diterapkan pada kasus intan dan air yang menyempurnakan
paradoks nilai suatu barang yang dikemukakan oleh kaum klasik seperti Adam Smith dan David Ricardo. Dalam
kehidupan sehari-hari sering ditemukan keadaan yang berlawanan dengan pendapat
umum (paradoks). Menurut Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) nilai sebuah barang merupakan nilai dalam
penggunaan, sementara harga mewakili nilai dalam pertukaran sehingga bila
manfaat suatu barang sangat besar maka semakin tinggi nilainya.
Tetapi hal itu berlawanan jika digunakan dalam kasus air dan
berlian. Kaum klasik Adam Smith dan David Ricardo menjelaskan bahwa air sangat
bermanfaat tetapi mempunyai harga yang rendah karena biaya yang diperlukan
untuk memperoleh air kecil atau tidak ada sama sekali. Sebaliknya intan yang
kurang bermanfaat bagi manusia nilainya sangat tinggi karna dibutuhkan biaya
yang besar untuk memperoleh intan tesebut, inti dari teori kaum klasik faktor
penentu adalah biaya.
Menurut kaum neoklasik nilai atau harga intan lebih tinggi dari
nilai air bukan karena biaya untuk mendapatkan intan lebih besar daripada untuk
mendapakan air, melainkan karena utilitas marginal (utilitas dari
pengkonsumsian satu unit intan terakhir) yang besar. Karena itu, orang mau
menghargai intan lebih tinggi daripada air. Inti
pandangan neoklasik mengenai harga suatu barang yaitu ditentukan oleh marginal
utility.
2. Teori Harga
Menurut kaum klasik harga barang
di tentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Jadi yang
menentukan harga adalah sisi penawaran (produsen). Namun pendapat klasik
teersebut di tentang oleh Jevons, Menger
dan Walras (tokoh-tokoh neoklasik). Mereka sepakat dengan Marshall bahwa
yang menentukan harga adalah kondisi permintaan, atau kaum marginalis
melihatnya dari sisi konsumen, yaitu dari kepuasan marginal (marginal utility)
pengkonsumsian satu unit barang terakhir.
0 komentar