[MAERI PENGANTAR MANAGEMENT] CSR
7:13:00 PM
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
A. LATAR BELAKANG
CSR
kini semakin meroket dan marak diterapkan perusahaan di berbagai belahan dunia.
Menguatnya terpaan prinsip good corporate
gorvernance telah mendorong CSR semakin menyentuh ”jantung hati” dunia
bisnis. Di Indonesia, CSR sekarang dinyatakan lebih tegas lagi dalam UU PT
No.40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR.
Persoalannya,
hingga kini masih banyak perusahaan yang sekadar membagi-bagikan mie instant
saat bencana alam atau menyumbang uang kepada Karang Taruna untuk perayaan 17 Agustus-an,
sudah merasa melakukan CSR. Karenanya, seminar dan diskusi untukmemperkaya
pemahaman tentang CSR senantiasa significant.
Lahirnya CSR
dipengaruhi oleh fenomena DEAF (yang dalam Bahasa Inggris berarti tuli) di
dunia industri. DEAF adalah akronim dari Dehumanisasi, Emansipasi,
Aquariumisasi, dan Feminisasi (Suharto, 2007a: 103-4):
1. Dehumanisasi
industry
Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat
di dunia industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi
kalangan buruh di perusahaan, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan.
“Merger mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang PHK dan
pengangguran. Ekspansi dan eksploitasi industri telah melahirkan ketimpangan
sosial, polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.
2. Emansipasi
hak-hak publik
Masyarakat kini
semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggung jawaban perusahaan atas
berbagai masalah sosial yang seringkali ditimbulkan oleh beroperasinya
perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut kepedulian perusahaan bukan saja
dalam proses produksi, melainkan pula terhadap berbagai dampak sosial yang
ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi
dunia industri
Dunia kerja kini semakin transparan dan
terbuka laksana sebuah akuarium. Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi
dan cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis dan filantropis tidak akan
mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan
seperti ini di tutup.
4. Feminisasi
dunia kerja
Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin
menuntut penyesuaian perusahaan bukan saja terhadap lingkungan internal
organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan, keselamatan dan
kesehatan kerja, melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti
penelantaran anak, kenakalan remaja, akibat berkurangnya atau hilangnya
kehadiran ibu-ibu di rumah dan tentunya di lingkungan masyarakat. Pendirian
fasilitas pendidikan, kesehatan dan perawatan anak (child care) atau
pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja adalah beberapa bentuk
respon terhadap isu ini.
Pertanyaan
mengenai mengapa CSR penting, tidak cukup dijawab dengan menyatakan bahwa CSR
telah diamanatkan UU. Jika CSR dianggap penting hanya karena UU, perusahaan
akan cenderung terpaksa dan stengah hati melaksanakan CSR. Harus ada pemahaman
filosofis dan komitmen etis tentang CSR.
Pentingnya
CSR perlu dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta tentang adanya
jurang yang semakin menganga antara kemakmuran dan kemelaratan, baik pada
tataran global maupun nasional. Oleh karena itu, diwajibkan atau tidak, CSR
harus merupakan komitmen dan kepedulian genuine dari para pelaku bisnis untuk
ambil bagian mengurangi nestapa kemanusiaan.
Memberi
gaji pada karyawan dan membayar pajak pada negara kurang patut dijadikan alasan
bahwa perusahaan tidak perlu melaksanakan CSR. Terlebih di Indonesia yang
menganut residual welfare state, distribusi pendapatan mengalami distorsi luar
biasa.
Manfaat
pajak sering tidak sampai kepada masyarakat, terutama kelompok lemah dan rentan
seperti orang miskin, pekerja sektor informal, kaum perempuan, anak-anak, dan komunitas
adat terpencil (KAT). Akibatnya, sebagian besar dari mereka hidup tanpa
perlindungan social yang memadai.
- Program CSR yang Dilakukan oleh
Perusahaan
Pada tanggal 10 Februari
2010 di Jakarta sebuah program
baru diperkenalkan oleh dua perusahaan nasional, yaitu PT PERTAMINA
(Unit Bisnis Pelumas) bekerjasama dengan PT ASURANSI JIWASRAYA
(Persero) dalam sebuah sinergi dan kerjasama yang positif
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat luas, khususnya untuk para
mekanik bengkel melalui program Asuransi Kesehatan.
Secara
simbolis acara ini dihadiri oleh 20 orang perwakilan mekanik bengkel yang
berhak mendapatkan fasilitas Asuransi Kesehatan bersama keluarganya. Acara
disaksikan oleh sejumlah pejabat Pertamina, Asuransi Jiwasraya, dan pihak
agency. Mengambil lokasi di Cafe Bengawan Solo yang terletak dalam area SPBU
No. 31-12802 Jl. M.T. Haryono Tebet. Sebagai catatan SPBU ini adalah milik
Pertamina dan dikelola oleh Pertamina sendiri yang dikenal dengan istilah COCO
(Company Owners, Company Operation).
Manager CSR
Pertamina, Guntara dalam sambutannya mengatakan: “Sehat Bersama Pertamina
merupakan wujud sinergi antara program CSR Pertamina dengan Unit Bisnis Pelumas
Pertamina untuk membantu pemerintah dalam upaya memberikan perlindungan
kesehatan bagi masyarakat luas. Melalui pemberian asuransi kesehatan khususnya
untuk mekanik dan anggota keluarganya, maka ini diharapkan berujung pada
pertumbuhan penjualan”.
Dalam kata
sambutan yang disampaikan oleh pejabat Pertamina, Bpk. Hendrato Tri
selaku VP Pertamina Pelumas, dan juga Bpk. Toharso selaku Corporate Secretary
PT Pertamina menegaskan bahwa kerjasama ini merupakan bukti dari Pertamina yang
telah menunjukkan kepedulian terhadap peningkatan kesehatan masyarakat melalui
salah satu program CSR (Corporate Social Responsibility) dengan tajuk “Sehat
Bersama Pertamina”.
“Pertamina
sebagai perusahaan minyak dan gas nasional terbesar di Indonesia senantiasa
memberikan komitment yang tinggi bagi masyarakat Indonesia yang seluas-luasnya.
Adapun program pelayanan masyarakat dari Pertamina, antara lain Program
Pendidikan untuk kalangan guru, Program Kesehatan yang dikenal dengan Sehati
(red=sehat bersama anak dan ibu), Program Lingkungan, dan dan Program
Infrastrukur,” demikian papar Toharso selaku Sekretaris Perseroan melalui kata
sambutannya.
Suasana Acara Launching
Adapun program asuransi
kesehatan ini dikelola melalui seleksi yang ketat, dimana para mekanik diminta untuk
mengisi formulir pendaftaran dan diajukan kepada PT Asuransi Jiwasraya untuk
mendapatkan jaminan. Untuk tahap pertama, asuransi kesehatan ini diberikan
secara cuma-cuma alias gratis oleh Unit Bisnis Pelumas PT Pertamina kepada 1000
orang mekanik yang berada di kawasan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
“Dengan
adanya fasilitas asuransi kesehatan, diharapkan para mekanik nantinya bisa
memberikan kinerja yang lebih baik lagi, karena sudah memiliki jaminan
asuransi kesehatan bagi dirinya maupun keluarga. Tentu saja, para mekanik ini
akan selalu ingat nama pelumas Pertamina sebagai oli yang berkualitas dan
selalu direkomendasikan bagi pelanggannya,” jelas Toharsi lagi.
Secara
marketing program ini sebenarnya sah-sah, saja, karena premi asuransi kesehatan
ini dibayarkan oleh PT Pertamina kepada perusahaan asuransi PT Asuransi
Jiwasraya selaku pihak penanggung.
Info yang
diperoleh melalui obrolan ringan dengan Bpk. De Yong Adrian selaku Direktur
Pemasaran PT. Asuransi Jiwasraya (Persero), premi mekanik per orangnya hanya
Rp.380 ribu. Sementara itu mekanik sudah mendapat jaminan rawat inap dengan
biaya kamar Rp.175 ribu per hari. Melalui slide presentasi yang disampaikan
oleh Bpk. De Yong, jelas terlihat program ini memberikan santunan kesehatan
untuk setiap mekanik, serta satu (satu) istri dan 1 (satu) anak. Dan jaminan
ini berlaku selama 1 tahun dari tanggal 1 Februari 2010 hingga 31 Januari 2011.
Kartu Peserta Asuransi
Kesehatan
Setiap mekanik sebagai peserta
asuransi kesehatan tersebut akan mendapatkan buku panduan program, daftar rumah
sakit, dan kartu peserta dengan jaminan meliputi santunan rawat inap, biaya
perawatan, biaya operasi, konsultasi dengan dokter spesialis, biaya Unit Gawat
Darurat (UGD), biaya ambulan, biaya Intensive Care Unit (ICU), serta santunan
duka. Pengobatan rawat jalan dan penyakit kronis yang pernah diderita oleh
peserta pastinya tidak akan dijamin.
Jika anda seorang mekanik, dan
ingin mendapatkan jaminan asuransi kesehatan dari Pertamina, jangan abaikan
para canvaser yang rajin menyebarkan brosur, serta mengunjungi
bengkel-bengkel di Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten. Tak menutup kemungkinan
pihak Pertamina akan menambahkan kuota peserta hingga 5 ribu atau 10 ribu jika
penjualan pelumas Pertamina terus bertumbuh.
Untuk informasi mengenai
program ini silahkan menghubungi Hotline Sehat Bersama Pertamina di nomor
telepon (021) 90683007 pada hari dan jam kerja.
0 komentar