[MATERI DASAR-DASAR ILMU SOSIAL] TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL [PART 5]
7:28:00 PM
1. Nama tokoh : Nicolo Mahiavelli
Niccolo Machiavelli merupakan tokoh yang hidup zaman Renaissance. Ia lahir pada tahun 1467 dan
dibesarkan di Florences, Italia. Terdapat pandangan yang berbeda tentang
kelahiran Machiavelli ini. Machiavelli berasal dari keluarga terkemuka.
Ayahnya, Bernaro Machiavelli adalah seorang ahli hukum dan berasal dari
keluarga bangsawan. Machiavelli pada usia 12 tahun, belajar ilmu-ilmu
kemanusian di bawah asuhan Paulo Ronsiglione. Buku-buku yang berisi ilmu-ilmu
kemanusian, ditulis dalam bahasa Latin, tidak terlalu sulit dipahaminya karena
Machiavelli telah belajar bahasa Latin sejak 6 tahun.
Pokok Pemikiran: Machiavelli berpendapat bahwa nilai-nilai yang
tinggi, atau yang dianggap tinggi, adalah berhubungan dengan kehidupan dunia,
dan ini dipersempit pula hingga kemasyhuran, kemegahan, dan kekuasan belaka.
Machiavelli menolak adanya hukum alam, yang seperti telah diketahui adalah
hukum yang berlaku untuk manusia sejagat dan sesuai dengan sifat hukum,
mengikat serta menguasai manusia. Machiavelli menolak ini dengan mengemukakan
bahwa kepatuhan pada hukum tersebut, malah juga pada hukum apapun pada umumnya
bergantung pada soal-soal apakah kepatuhan ini sesuai dengan nilai-nilai
kemegahan, kekuasaan, dan kemsyhuran yang baginya merupakan nilai-nilai tinggi.
Bahkan menurut pendapatnya inilah kebajikan. Machiavelli mengatakan bahwa untuk
suksesnya seseorang, kalau memang diperlukan, maka gejala seperti penipuan
dibenarkan. Misalnya, ia mengakui bahwa agama mendidik manusia menjadi patuh,
dan oleh sebab kepatuhan ini perlu untuk suksesnya seorang yang berkuasa, maka
perlulah agama tadi. Jadi agama itu diperlukan sebagai alat kepatuhan, bukan
karena nilai-nilai yang dikandung agama itu (Deliar Noer, 1997:88-89).
Relevansi : Teori tersebut sekarang tidak digunakan.
2. Nama tokoh : Jaques Turgot
(1727-81)
Jaques Turgot (1727-81) adalah pendukung laissez faire, pernah
menjadi menteri keuangan dalam pemerintahan Louis XVI dan membubarkan serikat
kerja (guild), menghapus semua larangan perdagangan gandum dan mempertahankan
anggaran berimbang. Dia terkenal dekat dengan raja meskipun akhirnya dipecat
pada 1776.
Pokok Pemikiran: Karyanya Reflection on the Formation and
Distribution of Wealth menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang
perekonomian. Sebagai seorang
physiocrats, Turgot membela pertanian sebagai sektor paling produktif dalam
ekonomi. Karyanya yang terang ini memberikan pemahaman yang baik tentang
preferensi waktu, kapital dan suku bunga, dan peran enterpreneur-kapitalis
dalam ekonomi kompetetitif.
Relevansi : Teori tersebut sekarang jarang digunakan.
3.
Nama tokoh : Etienne
Bonnot de Condillac (1714-80)
Etienne Bonnot de Condillac
(1714-80) adalah orang yang membela Turgot di saat-saat sulit tahun 1775 ketika
dia menghadapi kerusuhan pangan saat menjabat sebagai menteri keuangan.
Codillac juga merupakan seorang pendukung perdagangan bebas.
Pokok Pemikiran: Karyanya Commerce and Government (terbit sebulan
sebelum The Wealth of Nation, 1776) mencakup gagasan ekonomi yang sangat maju.
Dia mengakui manufaktur sebagai sektor produktif, perdagangan sebagai
representasi nilai yang tak seimbang dimana kedua belah pihak bisa mendapat
keuntungan, dan mengakui bahwa harga ditentukan oleh nilai guna, bukan nilai
kerja.
Relevansi : Teori tersebut sekarang masih
digunakan.
4. Nama tokoh : Anders Chydenius (1729–1803)
Pokok Pemikiran: Anders Chydenius (1729–1803)
menulis buku The National Gain pada 1765 yang menerangkan ide tentang
kemerdekaan dalam perdagangan dan industri dan menyelidiki hubungan antara
ekonomi dan masyarakat dan meletakkan dasar liberalism, sebelas tahun sebelum
Adam Smith menulis hal yang sama namun lebih komprehensif dalamThe Wealth of
Nations.
Relevansi : Teori tersebut sekarang jaran digunakan
5. Nama tokoh : David Ricardo
Pokok Pemikiran: Menurutnya, perdagangan
internasional terjadi
bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa
keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama
memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah.
Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan
biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah.
Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi
kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan
timah.
Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat
meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika
negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
0 komentar