KESENJANGAN PENDAPATAN
9:25:00 AM
Definisi
Kesenjangan Pendapatan
Kesenjangan
pendapatan adalah suatu kondisi dimana distribusi pendapatan yang diterima
masyarakat tidak merata. Ketimpangan pendapatan dapat terjadi akibat beberapa
hal, misalnya tingkat pembangunan, heterogenitas, etnis, kediktatoran dan
pemerintah yang gagal menghargai property
right Geser dalam Hajiji (2010)
Pengukuran Kesenjangan Pendapatan
Terdapat
berbagai macam alat yang dapat dijumpai dalam mengukur tingkat kesenjangan distribusi pendapatan penduduk (Distribution Income Disparities),
diantaranya yaitu :
1.
Kurva Lorenz
Kurva Lorenz mengggambarkan
distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk
secara kumulatif pula. Kurva ini terletak disebuah bujur sangkar yang disisi
tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi
dasarnya mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurvanya sendiri ditempatkan
pada diagonal utama bujur sangkar tersebut. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke
diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang
semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal
(semakin lengkung), maka ia mencerminkan keadaan yang semakin buruk, distribusi
pendapatan nasional semakin timpang atau tidak merata. (Todaro, 2006
Kurva Lorenz digambarkan pada
sebuah bidang persegi/bujur sangkar dengan bantuan garis diagonalnya. Garis
horizontal menunjukkan persentase penduduk penerima pendapatan, sedangkan garis
vertikal adalah persentase pendapatan. Semakin dekat kurva ini dengan
diagonalnya, berarti ketimpangan semakin rendah dan sebaliknya semakin melebar
kurva ini menjauhi diagonal berarti ketimpangan yang terjadi semakin tinggi
(Todaro, 2006:237).
2.
Indeks Gini (Gini Index)
Gini atau lengkapnya Corrado Gini
merumuskan suatu ukuran untuk menghitung tingkat ketimpangan pendapatan
personal secara agregatif yang diterima diatas tingkat tertentu. Hasil
temuannya sering disebut sebagai gini coeffisient atau indeks gini.
Menurut Gini setiap kurva Lorenz
dapat dihitung nilai angkanya yang selanjutnya
disebut angka Gini dengan cara membagi luas yang dibentuk kurva Lorenz tersebut
dengan total pendapatan. Semakin kecil Gini index, maka semakin merata, sedang
Gini index yang semakin besar menunjukkan distribusi pendapatan yang makin
tidak merata. Maksimum dan minimum nilai G adalah 0 ≤ G ≤ 1 (Todaro, 2006:238).
3.
Indeks Williamson
Jeffrey G. Williamson (1965)
meneliti hubungan antara disparitas regional dengan tingkat pembangunan
ekonomi, dengan menggunakan data ekonomi negara yang sudah maju dan yang sedang
berkembang. Ditemukan bahwa selama tahap awal pembangunan, disparitas regional
menjadi lebih besar dan pembangunan terkosentrasi di daerah-daerah tertentu.
Pada tahap yang lebih “matang”, dilihat dari pertumbuhan ekonomi, tampak adanya
keseimbangan antardaerah dan disparitas berkurang dengan signifikan (Kuncoro, 2004:133).
Indeks Williamson adalah suatu
indeks yang didasarkan pada ukuran
penyimpangan pendapatan per kapita
penduduk tiap wilayah dan pendapatan per kapita nasional. Jadi, Indeks
Williamson ini merupakan suatu modifikasi dari standard deviasi. Dengan
demikian, makin tinggi Indeks Williamson berarti kesenjangan wilayah semakin
besar, dan sebaliknya (Damarjati: 2010). Rumus Indeks Williamson (Kuncoro,
2004:133) :
Keterangan :
IW = Indeks Williamson
Yi = Pendapatan per kapita daerah i
Y = Pendapatan per kapita rata-rata
seluruh daerah
fi = Jumlah penduduk daerah i
n = Jumlah penduduk seluruh daerah
Angka koefisien Indeks Williamson
adalah 0 < IW < 1. Jika Indeks Williamson semakin kecil atau mendekati
nol menunjukkan ketimpangan yang semakin kecil atau semakin merata dan
sebaliknya angka yang semakin besar menunjukkan ketimpangan yang semakin
melebar (Damarjati: 2010).
Para ahli menetapkan sebuah kriteria
yang digunakan untuk menentukan apakah ketimpangan ada pada taraf rendah,
sedang, atau tinggi. Kriteria menurut BPS Provinsi Jambi (2013:42):
a.
Kesenjangan pendapatan taraf rendah,
bila indeks williamson kurang dari 0.35.
b.
Kesenjangan pendapatan taraf sedang,
bila indeks wiliiamson 0,35-0,5.
c.
Kesenjangan pendapatan taraf tinggi, bila
indeks williamson lebih dari 0,5.
4.
Kriteria Bank Dunia
Bank Dunia yang
bekerjasama dengan Institute of Development Studies menentukan kriteria tentang penggolongan distribusi pendapatan ke dalam
tiga kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan 40% penduduk dengan pendapatan
rendah, 40% penduduk dengan pendapatan menengah dan 20% penduduk dengan
pendapatan tinggi. Kategori ketimpangan ditentukan dengan menggunakan kriteria
seperti berikut:
d.
Jika proporsi jumlah
pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total
pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan ketimpangan
pendapatan tinggi.
e.
Jika proporsi jumlah
pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total
pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12-17 persen dikategorikan ketimpangan
pendapatan sedang/menengah.
f.
Jika proporsi jumlah
pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total
pendapatan seluruh penduduk kurang dari 17 persen dikategorikan ketimpangan
pendapatan rendah (Bank Dunia dalam Makmur dkk (2011).
0 komentar