[MATERI HUKUM BISNIS] Contoh Perusahaan yang meakukan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi
7:09:00 PM
Contoh Perusahaan yang meakukan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi
1. PT. Bank CIMB Niaga ( Bank Niaga + Lippo Bank )
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui penggabungan usaha.
Penggabungan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah
menjadi satu entity ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan
lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain.
Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan
konsolidasi. Merger dan akuisisi merupakan suatu cara pengembangan dan
pertumbuhan perusahaan.
Contoh yang paling kuat saat ini adalah dorongan dari Bank Indonesia melalui
kebijakan single presence agar bank-bank nasional melakukan merger agar menjadi
lebih efisien, lebih kokoh dalam permodalan sehingga memiliki daya saing yang
kuat secara internasional. Dorongan yang sama pun berlaku di
perusahaan-perusahaan sekuritas, asuransi dan lainnya dengan sasaran akhir yang
sama pula.Merger di Indonesia secara umum diatur dalam Undang-undang No.1/1995
mengenai Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 27/1998 mengenai
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, Peraturan
Pemerintah No. 28/1999 mengenai Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank dan
peraturan-peraturan lain yang terkait. Untuk perusahaan Terbuka, merger diatur
dalam Peraturan Bapepam No. IX.G.1 mengenai Penggabungan dan Peleburan Usaha
Perusahaan Public atau Emiten.
Pendapat Dan Saran Dari segi
positif dan negatif adanya merger:
Dampak positifnya antara lain:
1. Dimungkinkannya pertukaran cadangan cash flow secara internal
antar perusahaan yang melakukan merger, sehingga bank hasil merger dapat
memanage risiko likuiditas dengan lebih fleksibel.
2. Diperolehnya peningkatan modal perusahaan (biasanya CAR akan
meningkat tetapi tidak terlalu cukup tinggi) dan adanya keunggulan dalam
memanage biaya akibat bertambahnya skala usaha.
3. Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan, yang
kemudian dapat memperbesar margin bunga pinjaman.
Sedangkan pengaruh negatifnya antara lain:
1. Karena proses merger biasanya dilakukan atas dorongan untuk cepat
terselesaikannya kemelut keuangan di salah satu bank peserta, maka harga penjualan
sahamnya cenderung akan dinilai dibawah harga pasar yang wajar.
2. Proses merger biasanya diikuti dengan peningkatan ketidakpastian
pada pihak direksi, manajer dan karyawan.
3. Proses merger perbankan nasional di Indonesia biasanya diikuti
dengan pengurangan jumlah pegawai dan staf kurang profesional di perusahaan
perbankan hasil merger.
4. Terjadinya benturan kepentingan, kondisi saling curiga dan bahkan
konflik diantara para anggota komisaris dan direksi. Hal ini terjadi jika bank
hasil merger tersebut dikuasai oleh lebih satu pemegang saham pengendali.
5. Kegiatan merger dalam dua tahun pertama cenderung diikuti dengan
strategi efisiensi sehingga hal ini akan mengurangi semangat dan kreativitas
dari sebagian pihak direksi dan staf profesional.
6. Benturan budaya perusahaan tidak dapat dielakkan sehingga
perusahaan hasil merger akan mengalami penurunan dalam jangka pendek.
Contoh yang paling kuat saat ini
adalah dorongan dari Bank Indonesia melalui kebijakan single presence agar bank-bank
nasional melakukan merger agar menjadi lebih efisien, lebih kokoh dalam
permodalan sehingga memiliki daya saing yang kuat secara internasional.
Sukses merger dari bank papan
atas seperti Bank Mandiri, Bank Danamon dan Bank Permata telah merangsang
bank-bank pada papan menengah seperti Bank Haga dan Bank Hagakita untuk
bergabung dengan pihak bank asing Rabobank. Dan terakhir ini kita melihat
adanya minat dari bank-bank kecil menengah (Bank Harta, Bank Mitraniaga, Bank
Harmoni) untuk melakukan strategi serupa.
Daftar Akuisisi dan Merger Bank
di Indonesia antara lain:
Nama Bank Akuisisi Saham %
01. Konsorsium Wishart Bank
Anglomas Intl 90
02. Hana Bank + IFC Bank Bintang
Manunggal 61
03. Triputra Persada R Bank Purba
Danarta 81,49
04. Kharisma Putra K Bank Ina
Perdana 55
05. Dian Intan Pertiwi Bank
Finconesia 51
06. Bank Victoria Bank Swaguna
99,79
07. Rabobank Bank Haga &
Hagakita -
08. BoTM-UFJ+Acom Bank Nusantara
P 75,41
09. Bank Commonwealth Bank Arta
Niaga K 80
10. BRI Bank Jasa Arta 100
11. Bank of India Bank Swadesi 90
12. ICBC Bank Halim 90
13. Bank Index Selindo Bank
Harmoni -
14. Bank Multicor Bank Windu
Kentjana -
15. Bank Panin Bank Harfa 100
16. Bank Mandiri Bank Sinar H
(Bali) 80
17. Mercy Corps Bank Sri Partha
68
Data diatas, dapat anda lihat
pada http://blogelytekonomi.blogspot.com/2009/06/merger-dan-akuisisi.html
Selain Bank, Ada beberapa
Perusahaan yang juga bergabung dengan cara M&A (Marger&Akuisisi),
antara lain :
Yang sedang hangat adalah langkah
agresif PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengakuisisi PT PP London Sumatera
Tbk (LSIP). Yang lainnya adalah PT BAT Indonesia Tbk dengan PT Benthoel
International Investama Tbk sejak tahun 2009. Dan yang sedang dikaji oleh
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah kemungkinan merger
atau penggabungan PT Semen Gresik Tbk dengan PT Semen Kupang, untuk
menyelamatkan perusahaan semen tersebut. Dan beberapa perusahaan yang lain.
Merger dan Akuisisi di Indonesia Sepanjang
2010 Capai Nilai 23 Triliun
Sepanjang tahun 2010 ini marak
terjadi aksi merger dan akuisisi di antara perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Aksi merger dan akuisisi ini memiliki beberapa alasan. Pertumbuhan dan
diversifikasi baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat
dilakukan oleh perusahaan yang melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan
tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan
merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau
mengurangi persaingan.
Sementara itu kesempatan untuk
melakukan sinergi dan mencapai economies
of scale yang mampu memangkas biaya produksi per unit menjadi salah
satu faktor yang dapat dicapai dengan merger dan akusisi. Tujuan untuk mencari
sumber dana baru juga menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam melakukan
merger dan akuisisi. Proses akuisisi menguntungkan perseroan karena
kapitalisasi pasar saham perusahaan menjadi lebih besar.
Akusisi juga dipercaya
menguntungkan bukan hanya bagi perusahaan, akan tetapi juga bagi investor saham
karena kapitaliasi pasar saham perusahaan menjadi lebih besar. Emiten yang
tadinya masuk di saham yang berkapitalisasi menengah-bawah, dapat ‘naik
tingkat’ ke atas.
Berikut ini adalah beberapa aksi
merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang tahun 2010 di Indonesia:
Nilai transaksi akuisisi terbesar
dilakukan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Perseroan akan mengakuisisi tiga
anak usaha Grup Sinar Mas senilai total Rp 4,4 triliun. Tiga perusahaan yang
akan diakuisisi pengembang properti di kawasan Serpong, Tangerang, Banten itu
adalah 85.3% saham PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) senilai Rp 3.47 triliun, 55%
saham PT Sinar Mas Wisesa Rp 387.1 miliar, dan 60% saham PT Sinar Mas Teladan
senilai Rp 500.9 miliar.
Posisi berikutnya diduduki oleh
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) yang mengakuisisi enam anak usaha
Domba Mas senilai Rp 3.16 triliun. Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
(BBRI) yang akan mengakuisisi PT Bank Agro sekitar Rp 2 triliun, dan PT United
Tractors Tbk yang akan mengakuisisi salah satu perusahaan tambang batu bara
pada kuartal IV-2010 senilai US$ 200 juta atau setara Rp 1.8 triliun.
PT Kalbe Farma Tbk dan PT Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk juga menyiapkan dana masing-masing Rp 1 triliun untuk
akuisisi. Sejumlah emiten lain juga menyiapkan agenda akuisisi dan merger,
terutama pada kuartal IV-2010. Namun, hingga kini, belum diketahui nilai
transaksi akuisisi maupun merger tersebut seperti rencana PT Semen Gresik Tbk
(SMGR) yang bakal mengakuisisi Cement Industries of Malaysia Bhd. Perseroan
kabarnya mengalokasikan dana US$ 300 juta untuk akuisisi tersebut.
Demikian pula rencana merger
Esia, produk CDMA PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan Flexi, produk PT Telkomsel,
anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Kendati gaungnya kian
kencang, hingga kini belum terang berapa nilai merger Esia dan Flexi tersebut.
0 komentar